IT Forensic (Materi ke 10)
![]() |
https://www.unibw.de/code/news/digitale-forensik-cybercrime/@@images/08bf8dfa-e027-4f54-a44f-9c465b3152da.jpeg |
Forensik secara umum merujuk pada proses ilmiah dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menghadirkan berbagai bukti dalam sidang pengadilan terkait kasus hukum. Singkatnya, forensik merupakan proses penyelidikan atas kasus-kasus yang berkaitan dengan hukum. Di sisi lain, forensik komputer adalah proses yang lebih spesifik, yang mencakup identifikasi, pemeliharaan, analisis, dan penggunaan bukti digital sesuai dengan hukum yang berlaku.
Forensik Teknologi Informasi (IT Forensik) adalah kegiatan yang
melibatkan pengumpulan dan analisis data dari sumber daya komputer, termasuk
sistem komputer, jaringan komputer, jalur komunikasi, media penyimpanan, dan
aplikasi komputer. IT Forensik merupakan gabungan antara ilmu hukum dan ilmu
komputer, yang bertujuan untuk mendapatkan fakta-fakta obyektif dari sebuah
insiden atau pelanggaran keamanan sistem informasi.
Dalam memproses sebuah laporan, fakta-fakta yang terjadi harus
diungkapkan secara akurat, sehingga IT Forensik menjadi sangat penting.
Fakta-fakta tersebut akan diverifikasi dan menjadi bukti-bukti yang akan
digunakan dalam proses hukum. Komponen-komponen yang terlibat dalam IT Forensik
meliputi manusia, perangkat, serta aturan yang harus dijalankan selama proses
tersebut.
Proses IT
Forensik dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu:
- Identifikasi: Pada tahap ini, semua bukti
yang mendukung proses penyelidikan akan dikumpulkan. Elemen-elemen yang
terlibat, seperti lokasi bukti, cara penyimpanan, dan metode penyimpanan
data, akan diidentifikasi untuk mempermudah penyelidikan.
- Penyimpanan: Setelah identifikasi,
langkah selanjutnya adalah menyimpan data-data yang telah dikumpulkan. Ini
termasuk melindungi bukti dari kerusakan, perubahan, dan penghilangan oleh
pihak tertentu. Karakteristik bukti digital yang bersifat volatile atau
sementara, serta mudah rusak dan hilang, menjadikan keahlian dalam digital
forensik sangat penting. Semua data yang telah dikumpulkan perlu
diduplikasi untuk menghindari perubahan pada data asli.
- Analisis: Pada tahap ini, analisis
dilakukan terhadap data hasil cloning dari data asli. Analisis mendalam
dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti siapa yang
melakukan tindakan, apa yang dilakukan, perangkat lunak apa yang
digunakan, hasil proses yang dihasilkan, dan waktu pelaksanaannya.
Analisis dibagi menjadi dua kategori: analisis media (media analysis) dan
analisis aplikasi (application analysis).
- Tools untuk Analisis Media:
- TestDisk: Alat pemulihan data yang
membantu mengakses data yang mungkin hilang akibat kerusakan atau
penghapusan, sehingga memungkinkan pemulihan bukti.
- Explore2fs: Alat yang memungkinkan
akses dan penyalinan data dari media penyimpanan yang menggunakan format
Linux, yang mungkin tidak dapat diakses secara langsung dari Windows.
- ProDiscover DFT: Alat yang digunakan untuk
membuat citra forensik dari media penyimpanan dan menganalisis struktur
sistem file, termasuk menemukan jejak aktivitas pengguna dan data yang
terhapus.
- Tools untuk Analisis Aplikasi:
- Event Log Parser: Alat yang digunakan untuk
menganalisis log peristiwa dari sistem operasi Windows, membantu melacak
aktivitas sistem dan peristiwa keamanan.
- Galleta: Alat yang digunakan untuk
menganalisis dan mengekstrak informasi dari file cookie di browser web,
memberikan wawasan tentang aktivitas online pengguna.
- Md5deep: Alat yang digunakan untuk
menghitung dan membandingkan hash MD5 dari file, memastikan integritas
data dan membantu dalam identifikasi file yang relevan.
- Presentasi: Tahap terakhir adalah
presentasi, di mana hasil penyelidikan disajikan dan diuraikan secara
detail dalam laporan. Laporan ini harus mencakup bukti-bukti yang telah
dianalisis secara mendalam dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum di
pengadilan. Presentasi mencakup informasi seperti tanggal dan waktu
terjadinya pelanggaran, tanggal dan waktu investigasi, permasalahan yang
terjadi, masa berlaku analisis laporan, penemuan bukti berharga, teknik
khusus yang digunakan, dan bantuan dari pihak lain seperti penyedia
layanan. Semua data yang diperoleh, dikumpulkan, dan dianalisis harus
memenuhi peraturan dan standar yang berlaku.
Untuk
menjadi seorang ahli dalam IT Forensik, terdapat beberapa sert ifikasi yang
dapat diambil, antara lain:
- CISSP (Certified Information
Systems Security Professional):
Sertifikasi ini menunjukkan keahlian dalam keamanan informasi dan
manajemen risiko.
- ECFE (Experienced Computer
Forensic Examiner):
Sertifikasi ini menandakan pengalaman dan keahlian dalam analisis forensik
komputer.
- CHFI (Computer Hacking
Forensic Investigator):
Sertifikasi ini berfokus pada teknik penyelidikan untuk mengidentifikasi
dan menganalisis serangan siber.
- CFA (Certified Forensics
Analyst):
Sertifikasi ini menunjukkan kemampuan dalam analisis forensik dan
pengumpulan bukti digital.
- CCE (Certified Computer
Examiner):
Sertifikasi ini menandakan keahlian dalam pemeriksaan dan analisis bukti
digital.
- AIS (Advanced Information
Security):
Sertifikasi ini berfokus pada keamanan informasi dan teknik forensik yang
lebih mendalam.
Komentar
Posting Komentar